Garrett Augustus Morgan, seorang Amerika berkulit hitam yang sangat peduli dengan keselamatan orang lain dan gemar melakukan eksperimen untuk membuat hidup lebih baik.
Hanya sampai SD
Morgan lahir tanggal 4 Maret 1877 di Kentucky, AS, dari orang tua yang dulunya budak. Ia menghabiskan masa kecil dengan bersekolah sekaligus bekerja bersama saudara-saudaranya di pertanian milik keluarga. Pada usia yang masih remaja ia pindah ke Cincinnati, Ohio, untuk mencari pekerjaan. Di sana ia bekerja sebagai tukang dari seorang tuan tanah yang kaya.
Seperti kebanyakan keturunan Afrika-Amerika, pendidikan formal yang dijalani Morgan hanya sampai tingkat SD. Namun, berkat rasa ingin tahunya yang sangat besar, ia kemudian menyewa jasa tutor untuk melanjutkan pendidikannya semasa di Cincinnati.
Tahun 1895 Morgan pindah ke Cleveland, masih di Ohio. Ia bekerja sebagai tukang reparasi mesin jahit untuk pengusaha pakaian. Morgan sangat senang bereksperimen dengan alat dan bahan untuk menemukan cara yang lebih baik. Kesenangannya tersebut membuat ia semakin terampil dalam pekerjaannya. Keahliannya dalam memperbaiki peralatan segera tersebar dan membuatnya mendapat banyak tawaran kerja di pabrik-pabrik di wilayah Cleveland.
Morgan memulai usaha sendiri dengan membuka bengkel reparasi dan toko peralatan jahit pada tahun 1907. Dua tahun berikutnya ia mengembangkan usahanya dengan membangun perusahaan yang memiliki 32 pegawai. Perusahaan barunya bergerak di bidang pembuatan pakaian yang semua bahannya dibuat dengan alat-alat buatannya sendiri. Tahun 1920 ia juga sempat merambah di bidang usaha surat kabar dengan dibuatnya Cleveland Call. Ia kemudian dikenal luas sebagai pengusaha kaya yang terhormat. Morgan yang keturunan budak itu akhirnya mampu membeli rumah dan mobil sendiri. Ia merupakan orang Afro-Amerika pertama yang memiliki mobil. Pengalamannya mengendarai mobil inilah yang membuatnya menjadi penemu rambu lalu lintas.
Penemuan rambu lalu lintas
Mobil buatan Amerika pertama dikenalkan ke khalayak sekitar tahun 1900. Pada masa itu, sepeda dan kereta yang diangkut kuda maupun kendaraan bermotor dan pejalan kaki belum terbiasa berbagi jalan. Kecelakaan sering terjadi antarkendaraan maupun antara kendaraan dan pejalan kaki.
Setelah menjadi saksi mata terjadinya tabrakan antara mobil dengan kereta kuda, Morgan merasa ada yang harus diperbaiki dari sistem lalu lintas jalan. Ketika para penemu yang lain melaporkan bahkan ada yang sudah memasarkan rambu lalu lintas buatan mereka, Morgan menjadi orang pertama yang mematenkan pengatur lalu lintas dengan sistem tiga sinyal atau tiga posisi.
Sebelum penemuan rambu lalu lintas tiga sinyal milik Morgan, sebenarnya telah ditemukan pengatur dengan sistem dua sinyal. Tahun 1898 di London telah dipakai pengatur dengan lampu gas berwarna merah dan hijau, namun penggunaannya dihentikan setelah terjadi ledakan lampu tersebut ketika dioperasikan.
Pengatur dengan sistem dua rambu “Stop” dan “Go” tanpa ada interval yang jelas terbukti masih menimbulkan banyak tabrakan di persimpangan yang ramai kendaraan. Selain itu, pengoperasiannya sangat bergantung kepada operator. Malam hari ketika operator tidak ada biasanya para pengguna jalan akan mengabaikan rambu-rambu tersebut.
Rambu lalu lintas buatan Morgan adalah tiang dengan ujung berbentuk huruf T yang terdiri dari tiga sinyal yaitu “Stop”, “Go”, dan posisi “Stop” untuk semua arah. Sinyal ketiga ini membuat para pengguna jalan memiliki interval waktu dari berhenti sampai jalan kembali atau sebaliknya. Penggunaannya bukan hanya menguntungkan para pemakai kendaraan dalam hal keamanan, tetapi juga untuk para pejalan kaki, terutama pada jalan dengan persimpangan yang sangat ramai. Pada malam hari rambu buatan Morgan bisa dibuat dalam posisi setengah tiang. Posisi ini lebih efektif memberikan sinyal kepada para pengendara agar lebih berhati-hati di persimpangan yang sepi, karena pengendara dari arah lain bisa datang kapan pun tanpa bisa dideteksi sebelumnya.
Teknologi rambu lalu lintas Morgan kemudian dipakai di Amerika Utara sampai penggunaannya diganti dengan lampu lalu lintas sistem lampu hijau, kuning, dan merah, seperti yang dipakai sampai sekarang.
Selain lampu lalu lintas, Morgan juga menemukan alat jahit zig-zag dan filter rokok yang bisa bersih secara otomatis. Penemuan lainnya yang terkenal adalah pakaian dan masker pelindung asap. Penemuan masker gas pertama ini membuahkan medali emas dalam ajang ekshibisi internasional untuk sanitasi dan keamanan serta medali emas dari asosiasi internasional untuk pemadam kebakaran.
Morgan beranjak dewasa ketika Amerika Serikat masih berkutat dengan masalah rasisme. Meskipun perbudakan telah dihapuskan pada tahun 1863, masih banyak masalah yang timbul dan memerlukan kebijakan dari pemerintah. Morgan sangat membenci rasisme dan orang-orang yang menganggap dirinya lebih baik hanya karena status sosial dan warna kulit.
Meski penemuan dan usahanya telah menjadikannya orang terpandang, masih banyak yang memandang sebelah mata hanya karena ia berkulit hitam. Komitmen Morgan dalam memerangi masalah rasisme ini diwujudkannya dengan menjadi anggota Asosiasi Orang-orang kulit berwarna di Cleveland. Morgan aktif di organisasi tersebut sampai ia meninggal pada tanggal 27 Agustus 1963 di usianya yang genap 86 tahun.
Sumber, klipingut.wordpress.com
Hanya sampai SD
Morgan lahir tanggal 4 Maret 1877 di Kentucky, AS, dari orang tua yang dulunya budak. Ia menghabiskan masa kecil dengan bersekolah sekaligus bekerja bersama saudara-saudaranya di pertanian milik keluarga. Pada usia yang masih remaja ia pindah ke Cincinnati, Ohio, untuk mencari pekerjaan. Di sana ia bekerja sebagai tukang dari seorang tuan tanah yang kaya.
Seperti kebanyakan keturunan Afrika-Amerika, pendidikan formal yang dijalani Morgan hanya sampai tingkat SD. Namun, berkat rasa ingin tahunya yang sangat besar, ia kemudian menyewa jasa tutor untuk melanjutkan pendidikannya semasa di Cincinnati.
Tahun 1895 Morgan pindah ke Cleveland, masih di Ohio. Ia bekerja sebagai tukang reparasi mesin jahit untuk pengusaha pakaian. Morgan sangat senang bereksperimen dengan alat dan bahan untuk menemukan cara yang lebih baik. Kesenangannya tersebut membuat ia semakin terampil dalam pekerjaannya. Keahliannya dalam memperbaiki peralatan segera tersebar dan membuatnya mendapat banyak tawaran kerja di pabrik-pabrik di wilayah Cleveland.
Morgan memulai usaha sendiri dengan membuka bengkel reparasi dan toko peralatan jahit pada tahun 1907. Dua tahun berikutnya ia mengembangkan usahanya dengan membangun perusahaan yang memiliki 32 pegawai. Perusahaan barunya bergerak di bidang pembuatan pakaian yang semua bahannya dibuat dengan alat-alat buatannya sendiri. Tahun 1920 ia juga sempat merambah di bidang usaha surat kabar dengan dibuatnya Cleveland Call. Ia kemudian dikenal luas sebagai pengusaha kaya yang terhormat. Morgan yang keturunan budak itu akhirnya mampu membeli rumah dan mobil sendiri. Ia merupakan orang Afro-Amerika pertama yang memiliki mobil. Pengalamannya mengendarai mobil inilah yang membuatnya menjadi penemu rambu lalu lintas.
Penemuan rambu lalu lintas
Mobil buatan Amerika pertama dikenalkan ke khalayak sekitar tahun 1900. Pada masa itu, sepeda dan kereta yang diangkut kuda maupun kendaraan bermotor dan pejalan kaki belum terbiasa berbagi jalan. Kecelakaan sering terjadi antarkendaraan maupun antara kendaraan dan pejalan kaki.
Setelah menjadi saksi mata terjadinya tabrakan antara mobil dengan kereta kuda, Morgan merasa ada yang harus diperbaiki dari sistem lalu lintas jalan. Ketika para penemu yang lain melaporkan bahkan ada yang sudah memasarkan rambu lalu lintas buatan mereka, Morgan menjadi orang pertama yang mematenkan pengatur lalu lintas dengan sistem tiga sinyal atau tiga posisi.
Sebelum penemuan rambu lalu lintas tiga sinyal milik Morgan, sebenarnya telah ditemukan pengatur dengan sistem dua sinyal. Tahun 1898 di London telah dipakai pengatur dengan lampu gas berwarna merah dan hijau, namun penggunaannya dihentikan setelah terjadi ledakan lampu tersebut ketika dioperasikan.
Pengatur dengan sistem dua rambu “Stop” dan “Go” tanpa ada interval yang jelas terbukti masih menimbulkan banyak tabrakan di persimpangan yang ramai kendaraan. Selain itu, pengoperasiannya sangat bergantung kepada operator. Malam hari ketika operator tidak ada biasanya para pengguna jalan akan mengabaikan rambu-rambu tersebut.
Rambu lalu lintas buatan Morgan adalah tiang dengan ujung berbentuk huruf T yang terdiri dari tiga sinyal yaitu “Stop”, “Go”, dan posisi “Stop” untuk semua arah. Sinyal ketiga ini membuat para pengguna jalan memiliki interval waktu dari berhenti sampai jalan kembali atau sebaliknya. Penggunaannya bukan hanya menguntungkan para pemakai kendaraan dalam hal keamanan, tetapi juga untuk para pejalan kaki, terutama pada jalan dengan persimpangan yang sangat ramai. Pada malam hari rambu buatan Morgan bisa dibuat dalam posisi setengah tiang. Posisi ini lebih efektif memberikan sinyal kepada para pengendara agar lebih berhati-hati di persimpangan yang sepi, karena pengendara dari arah lain bisa datang kapan pun tanpa bisa dideteksi sebelumnya.
Teknologi rambu lalu lintas Morgan kemudian dipakai di Amerika Utara sampai penggunaannya diganti dengan lampu lalu lintas sistem lampu hijau, kuning, dan merah, seperti yang dipakai sampai sekarang.
Selain lampu lalu lintas, Morgan juga menemukan alat jahit zig-zag dan filter rokok yang bisa bersih secara otomatis. Penemuan lainnya yang terkenal adalah pakaian dan masker pelindung asap. Penemuan masker gas pertama ini membuahkan medali emas dalam ajang ekshibisi internasional untuk sanitasi dan keamanan serta medali emas dari asosiasi internasional untuk pemadam kebakaran.
Morgan beranjak dewasa ketika Amerika Serikat masih berkutat dengan masalah rasisme. Meskipun perbudakan telah dihapuskan pada tahun 1863, masih banyak masalah yang timbul dan memerlukan kebijakan dari pemerintah. Morgan sangat membenci rasisme dan orang-orang yang menganggap dirinya lebih baik hanya karena status sosial dan warna kulit.
Meski penemuan dan usahanya telah menjadikannya orang terpandang, masih banyak yang memandang sebelah mata hanya karena ia berkulit hitam. Komitmen Morgan dalam memerangi masalah rasisme ini diwujudkannya dengan menjadi anggota Asosiasi Orang-orang kulit berwarna di Cleveland. Morgan aktif di organisasi tersebut sampai ia meninggal pada tanggal 27 Agustus 1963 di usianya yang genap 86 tahun.
Sumber, klipingut.wordpress.com