Andrew Rubin atau yang paling dikenal dengan sebutan Andy Rubin, lahir di New Bedford, Amerika pada tanggal 22 Juni 1946. Andy lahir dari keluarga Yahudi. Ayahnya bekerja sebagai psikolog yang kemudian beralih profesi menjadi seorang direct marketing. Perusahaan ayahnya ini menjual gambar-gambar gadget terbaru.
Andy meraih gelar Bachelor of Science di bidang Ilmu Komputer dari tahun 1986 dari Utica College di Utica, New York.
Sejarah
Sebagian besar dari kita yang pernah mengikuti sejarah Android cenderung menganggap bahwaandroid adalah sebuah OS yang berpikiran untuk membuka dunia smartphone. Tidak begitu, mantan kepala Android Andy Rubin mengatakan pada pertemuan puncak di Tokyo bahwa Android pertama kali ada pada bulan
April 2004 sebagai dasar untuk kamera yang terhubung yang akan
menyimpan foto online.
Ketika menjadi jelas bahwa pasar fotografi digital relatif kecil, tim pemula mengalihkan perhatian untuk membuat ponsel dalam jangka waktu lima bulan. Dan bisa dibilang smartphone lebih kaya untuk itu.
Sejak kecil, Rubin sudah terbiasa melihat banyak gadget baru. Ia memiliki minat besar pada segala hal yang berbau robot. Di Carl
Zeiss A.G., tempat pertama kali ia bekerja setelah lulus kuliah, Rubin
ditempatkan di sebuah divisi robotika, tepatnya pada komunikasi digital
antara jaringan dengan perangkat pengukuran dan manufaktur.
Setelah dari Carl Zeiss, ia sempat bekerja di bidang robot di sebuah
perusahaan di Swiss. Karier Rubin di bidang robotika nampaknya semakin
cerah, namun hidupnya berubah gara-gara liburan di Cayman Island pada
tahun 1989.
Saat sedang mengunjungi kepulauan tropis di Jamaika itu, Rubin tak
sengaja bertemu dengan seorang bernama Bill Caswell. Pria ini sedang
tidur di tepi pantai, terusir dari sebuah cottage setelah bertengkar
dengan pacarnya.
Andy menawarkan pria itu tempat tinggal dan sebagai balas budi,
Casswell menawarkannya pekerjaan. Kebetulan yang menakjubkannya adalah
pria itu bekerja di Apple.
Rubin memulai kariernya sebagai seorang insinyur di Apple Inc. Di Apple, Rubin mengalami masa-masa yang menyenangkan. Pada saat itu, Apple masih dalam kondisi baik berkat komputer Macintosh.
Andy pun makin tertarik dengan Apole. Di sana ia sempat melakukan
kejahilan, seperti memprogram ulang sistem telepon sehingga ia bisa
berpura-pura sebagai sang CEO, John Sculley.
Lelucon seperti itu mungkin akan disukai Steve Jobs, pria yang gemar
membuat lelucon lewat telepon, namun ketika itu adalah periode Apple
tanpa Jobs.
Kemudian, pada tahun 1990, Apple melakukan spin off untuk membentuk
sebuah perusahaan bernama General Magic, yaitu sistem operasi dan antarmuka untuk perangkat genggam. Ketika Magic Cap gagal menjadi sukses, Rubin dan lainnya dari General Magic membentuk Artemis Research, yang menjadi WebTV dan akhirnya diakuisisi oleh Microsoft.
Episode gila khas Rubin kembali terjadi di Microsoft. Rubin membangun
sebuah robot yang dilengkapi kamera untuk mengerjai rekan-rekannya.
Gilanya, robot itu terhubung ke Internet dan pada satu insiden sempat
dibobol oleh pihak di luar Microsoft.
Pada tahun 1999, Rubin keluar dari webTV (dan artinya, ia tak lagi
menjadi karyawan Microsoft). Ia kemudian menyewa sebuah toko di Palo
Alto, California, dan menyebut toko itu sebagai laboratorium.
Setelah beberapa tahun, ia dan rekan-rekannya membentuk Danger, Inc.
Danger, Inc yang paling terkenal adalah Danger Hiptop (sering dicap sebagai T-Mobile Sidekick), yang merupakan ponsel dengan kemampuan seperti PDA.
Perangkat itu, menurut Rubin, merupakan pengakses data dengan kemampuan
telepon. Ketika muncul di pasaran, Sidekick harus menghadapi kenyataan
bahwa PDA sedang kehilangan pasar. Namun, Rubin menegaskan bahwa
Sidekick bukanlah PDA.
“Kami ingin membuat sebuah perangkat, kira-kira seukuran batang cokelat,
dengan harga di bawah 10 dolar dan bisa digunakan untuk men-scan sebuah
benda serta mendapatkan informasi soal benda itu dari Internet. Lalu,
tambahkan perangkat radio dan transmiter, jadilah Sidekick,”
Saat ini, Sidekick memang sudah terlihat usang, namun pada masanya,
Sidekick adalah sebuah benda yang ganjil dengan konsep teknologi yang
melampaui zaman.
Hal lain yang dilakukan Danger, yang pada masa itu belum terpikirkan,
adalah menjembatani antara pembuat handset dengan penyedia jaringan.
Danger memutuskan untuk berbagi keuntungan dengan T-Mobile dalam layanan
Sidekick.
Dengan demikian, Danger tak mengandalkan penjualan handset sebagai
sumber penghasilan satu-satunya, namun juga dari layanannya. Ini membuat
perusahaan pembuat perangkat (Danger) memiliki tujuan yang sama dengan
penjual perangkat (operator telekomunikasi T-Mobile).
kemudian Danger, Inc juga diakuisisi oleh Microsoft pada bulan Februari, 2008. Sang raksasa Microsoft rupanya tertarik untuk memasuki bisnis ponsel dengan
lebih agresif lagi. Nilai yang ditawarkan pun tidak tanggung-tanggung.
Menurut kabar yang beredar Microsoft membeli Danger dengan harga 500
juta dolar.
Namun, pembelian Danger oleh Microsoft ternyata tidak membawa hasil
yang berbunga-bunga. Para eksekutif yang tersisa dari Danger digabungkan
oleh Microsoft ke dalam Mobile Communication Business, dari divisi
Entertainment dan Devices. Kemudian, mereka diminta mengembang sebuah
ponsel yang dikenal dengan sebutan Project Pink. Targetnya, ponsel ini
harus bisa menjadi pesaing iPhone, BlackBerry, dan Android.
Kekecewaan dengan kejatuhannya sebagai CEO Danger membuatnya berusaha untuk menemukan yang lainnya.
Pada awal tahun 2002, Rubin sempat memberikan sebuah kuliah di
Stanford mengenai pengembangan Sidekick. Karena, meski penjualan
Sidekick di pasaran tak meledak, perangkat itu dinilai cukup baik dari
sisi engineering.
Sebuah kebetulan bahwa Larry Page dan Sergei Brin, pendiri Google,
ikut hadir dalam kuliah tersebut. Selepas kuliah, Page menemui Rubin
untuk melihat Sidekick dari dekat.
Rupanya, Page melihat, perangkat itu menggunakan search engine Google. “Keren,” ujar Page.
Ini adalah sebuah titik tolak bagi Page untuk sebuah ide yang dalam beberapa tahun kemudian akan terwujud, sebuah ponsel Google.
Kurang lebih dua tahun setelah itu, Rubin telah meninggalkan Danger
dan mencoba melakukan hal-hal baru. Termasuk di antaranya mencoba
memasuki bisnis kamera digital sebelum akhirnya ia pun menemukan Android.
“Android berawal dari satu ide sederhana, sediakan platform mobile yang
tangguh dan terbuka sehingga bisa mendorong inovasi lebih cepat demi
keuntungan pelanggan,”
Rubin menginkubasi Android saat ia menjadi enterpreneur-in-residence bersama perusahaan modal ventura Redpoint Ventures pada tahun 2004.
Pada Juli 2005, 22 bulan setelah Android berdiri, perusahaan itu
ditelan oleh raksasa Google. Rubin pun memilih untuk bergabung dengan
Google. diestimasi harganya sekitar USD 50 juta. Jagat teknologi pun dipenuhi spekulasi apa yang akan dilakukan Google dengan Android.
Ketika membeli Android Inc., Google tidak menyebutkan dengan rinci
berapa harga yang dibayarkan dan apa yang ingin dilakukannya dengan
perusahaan itu. Bahkan, Google menyebut pembelian itu sebagai akuisisi
terhadap sumber daya manusia dan teknologinya saja.
Kala itu, banyak pihak masih skeptis, terutama para pesaing. CEO
Microsoft Steve Ballmer menilai kata-kata Google kosong. Sedangkan Nokia
mengira OS tersebut hanya versi Linux biasa dan bukan ancaman
signifikan.
Selain Andy Rubin, Google memang meraup banyak orang-orang brilian
dari Android. Ini termasuk Andy McFadden (pengembang WebTV bersama
Rubin, dan juga pengembang Moxi Digital); Richard Miner (mantan Vice
President di perusahaan telekomunikasi Orange); serta Chris White
(pendiri Android dan perancang tampilan serta interface WebTV).
Bersama Google, Android diberi kekuatan ekstra. Perusahaan asal Mountain
View, California itu kemudian membentuk Open Handset Alliance untuk
mengembangkan perangkat bagi Android. Perangkat Android yang hadir pasaran memang bukan buatan Google.
Petarung kelas berat Android termasuk Motorola, Samsung, dan HTC
masing-masing melemparkan ponsel Android andalan mereka ke pasaran.
Produsen handset Sony Ericsson misalnya, menyatakan sedang
mengerjakan perangkat Android yang diharapkan bisa dirilis pertengahan
tahun 2009. Sedangkan Samsung dan LG juga tenga bersiap merilis Android
pertamanya.
Akhir Perjalanan di Android
Sebagai penggantinya, Google menunjuk Sundar Pichai. Dia
sebelumnya adalah eksekutif yang mengawasi browser Chrome dan aplikasi
seperti Google Drive dan Gmail.
Chief Executive Google Larry
Page dalam postingan blognya memuji Andy karena telah 'mengasuh' Android
dan membuatnya menjadi platform gratis dan terbuka. Kian luasnya
penggunaan Android saat ini diakui Page tak lepas dari kontribusi Andy.
Andy Rubin, sang 'arsitek' di balik sistem operasi (OS) Android
memutuskan untuk mundur dari jabatannya. Kabar ini tentunya mengejutkan
mengingat Andy sebagai bapak Android sangat lekat dengan OS robot hijau.
"Setelah
melampaui semua tujuan bahkan mimpi ambisius tentang Android, Andy
memutuskan sudah waktunya menyerahkan kendali dan memulai bab baru di
Google. Kami menantikan gebrakan selanjutnya dari Andy,"

Sesudah HTC G1, vendor lain seperti LG, Motorola dan Samsung menyusul
dengan memperkenalkan handset Android pertamanya. Diikuti kemudian oleh
Sony. Beberapa merek berhasil menuai popularitas besar.
Seperti model Droid yang sukses membangkitkan Motorola dari
keterpurukan. Namun tak disangka, Samsung yang pada akhirnya sukses
besar mengadopsi Android, terutama mulai seri Galaxy S yang
diperkenalkan tahun 2010.
Galaxy S kini sudah muncul versi keempatnya serta tablet 3 pun sudah diluncurkan dan tetap mendapat
sambutan meriah. Vendor lain pun tidak mau kalah, dan berlomba lomba
merilis Android dengan spesifikasi tinggi. Apalagi sebuah gadget yang akan semakin mengharumkan nama Android yang masih ditunggu kedatangannya yakni Google Glass.

iPhone yang semula berkuasa pun mulai tertinggal. Kini, deretan
ponsel Android menguasai pangsa pasar 59% di segmen sistem operasi
ponsel global.
Sumber, iklansurya.net
irenerifdah.wordpress.com
wikipedia.org
crunchbase.com
engadget.com
al-rasyid.blog.undip.ac.id
detik.com