Selasa 1, Apr 2025

Latest News

    • Prabowo Subianto - Tegas, Berwibawa, Adil, dan Berpengalaman

      Letnan Jenderal (Purn) Prabowo Subianto Djojohadikusumo atau yang paling dikenal dengan nama Prabowo Subianto, lahir di Jakarta, pada tanggal 17 Oktober 1951. Prabowo Subianto adalah mantan Danjen Kopassus dan menantu dari mantan Presiden Indonesia Soeharto. Ia juga termasuk tokoh kontroversial di Indonesia. Sehingga ia dicopot jabatannya oleh Presiden Habibie melalui mantan Pangab Wiranto karena dugaan keterlibatan oknum Kopassus dalam kasus penculikan sejumlah aktivis LSM dan pelanggaran HAM yang sampai sekarang masih buram ceritanya. Prabowo juga politikus sekaligus pendiri dari partai Gerindra. Prabowo adalah putra dari pasangan Soemitro Djojohadikusumo yang merupakan ahli Ekonomi Indonesia pada zaman Soekarno serta Soeharto dan Dora Marie Sigar, atau lebih dikenal dengan nama Dora Soemitro.Ia juga merupakan cucu dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo, anggota BPUPKI, pendiri Bank Negara Indonesia dan Ketua DPA pertama. Prabowo Subianto dinamai menurut Soebianto Djojohadikoesoemo, pamannya yang gugur dalam Pertempuran Lengkong. Ia memiliki dua kakak perempuan, Biantiningsih Miderawati dan Maryani Ekowati, dan satu orang adik, Hashim Djojohadikusumo. Dalam bukunya Jejak Perlawanan Begawan Pejuang, Sumitro mengakui istrinya sangat berperan dalam membesarkan dan pendidikan formal anak-anaknya. Meskipun Sumitro muslim, Dora Sigar tetap Kristen. Dengan latar belakang keluarga berpendidikan Belanda, Dora Sigar menerapkan disiplin ketat kepada putra-putrinya. Di meja makan, misalnya, semua tata krama dan etiket Belanda sangat ketat dijalankan, seperti tangan tidak boleh ke sana ke mari, serbet harus dilipat di pangkuan, dan garfu sendok tidak boleh bunyi. Perpaduan dua kepribadian orangtua inilah yang sangat membentuk kepribadian Prabowo. Disiplin dan sikap keras diturunkan dari sang Ibu, gaya berpikir kritis dan bebas dari sang Ayah. Ia tumbuh menjadi anak yang cerdas, lugas tanpa basa-basi, sangat taat aturan sehingga sangat kaku dalam pergaulan, dan kritis. Dan, dari penuturan kawan-kawan dekatnya, Prabowo adalah anak kesayangan ibunya. Masa kecilnya banyak dihabiskan di luar negeri. Ia menyelesaikan pendidikan dasar dalam waktu 3 tahun di Victoria Institution, Kuala Lumpur, Sekolah Menengah di Zurich International School, Zurich, pada tahun 1963-1964, SMA di American School, London pada kurun waktu 1964-1967. Pada tahun 1970, barulah ia masuk ke Akademi Militer Nasional, Magelang. Prabowo Subianto mengawali karirnya waktu ia daftarkan diri di Akademi Militer Magelang, Ia lalu Lulus pada tahun 1974 dari Akademi Militer, lalu pada tahun 1976 Prabowo ditugaskan untuk Komandan Pleton Beberapa Komando Group I Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) serta ditugaskan untuk sisi dari operasi Tim Nanggala di Timor Timur. Saat itu dia berumur 26 tahun dan merupakan komandan termuda dalam operasi Tim Nanggala. Prabowo memimpin misi untuk menangkap Nicolau dos Reis Lobato, wakil ketua Fretilin yang pada saat itu juga menjabat sebagai Perdana Menteri pertama Timor Timur. Akhirnya, Nicolau Lobato tewas setelah tertembak di perut saat bertempur di lembah Mindelo pada tanggal 31 Desember 1978. Prabowo Subianto kemudian menikah dengan Titiek yang merupakan anak Presiden Soeharto pada bulan Mei 1983 dan berpisah pada tahun 1998, tidak lama setelah Soeharto mundur dari jabatan Presiden Republik Indonesia. Dari pernikahan ini, Prabowo dikaruniai seorang anak, Ragowo "Didiet" Hediprasetyo. Didiet tumbuh besar di Boston, AS dan sekarang tinggal di Paris, Perancis sebagai seorang desainer. Menurut sumber The Politic, Prabowo dipertemukan (dicomblangi) oleh Wismoyo Arismunandar dengan  anak Alm Presiden Soeharto, Titiek Soeharto, ketika ia menjadi ajudan Wismoyo kala itu. Siti Hediati Hariyadi yang lahir di Semarang, Jawa Tengah, 14 April 1959, lebih dikenal dengan Titiek Soeharto adalah anak keempat mendiang mantan Presiden Soeharto. Ketika pertama kali bertemu, lanjut sumber, langsung saling tertarik, padahal saat itu Prabowo sudah bertunangan dengan anak dari dr. Sajiman, Kepala RS TNI di Magelang, yang sekarang sudah menjadi dokter gigi, kawin dengan seorang ginekolog di Yogyakarta. Setelah perceraian, hubungan Prabowo dengan Titiek tampak tetap mesra. Pada tahun 1983, kala itu masih berpangkat Kapten, Prabowo diduga pernah mencoba melakukan upaya penculikan sejumlah petinggi militer, termasuk Jendral LB Moerdani, namun upaya ini digagalkan oleh Mayor Luhut Panjaitan, Komandan Den 81/Antiteror. Prabowo sendiri adalah wakil Luhut saat itu. Pada tahun 1990-an, Prabowo terkait dengan sejumlah kasus pelanggaran HAM di Timor Timur. Pada akhir tahun 1992, Xanana Gusmao berhasil ditangkap dalam operasi yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Prabowo. Informasi mengenai keberadaan Xanana Gusmao diperoleh dari sadapan telepon Ramos Horta di pengasingan. Pada tahun 1995, ia diduga menggerakkan pasukan ilegal yang melancarkan aksi teror ke warga sipil. Peristiwa ini membuat Prabowo nyaris baku hantam dengan Komandan Korem Timor Timur saat itu, Kolonel Inf Kiki Sjahnakrie, di kantor Pangdam IX Udayana. Sejumlah lembaga internasional menuntut agar kasus ini dituntaskan. Menurut pakar hukum Adnan Buyung Nasution, kasus ini belum selesai secara hukum karena belum pernah diadakan pemeriksaan menurut hukum pidana. Pada tahun 1996, Komandan Kopassus Prabowo Subianto memimpin operasi pembebasan sandera Mapenduma. Operasi ini berhasil menyelamatkan nyawa 10 dari 12 peneliti Ekspedisi Lorentz '95 yang disekap oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Lima orang yang disandera adalah peneliti biologi asal Indonesia, sedangkan 7 sandera lainnya adalah peneliti dari Inggris, Belanda dan Jerman. Namun, operasi ini dikritik karena menggunakan lambang Palang Merah pada helikopter putih untuk menipu anggota OPM. Pada tahun 1997, Prabowo Subianto diduga mendalangi penculikan dan penghilangan paksa terhadap sejumlah aktivis pro-Reformasi. Setidaknya 13 orang, termasuk seniman 'Teater Rakyat' Widji Thukul, aktivis Herman Hendrawan, dan Petrus Bima hilang dan belum ditemukan hingga sekarang. Mereka diyakini sudah meninggal. Prabowo sendiri mengakui memerintahkan Tim Mawar untuk melakukan penculikan kepada sembilan orang aktivis, diantaranya Haryanto Taslam, Desmond J Mahesa dan Pius Lustrilanang. Pada tanggal 26 April 1997, Tim Nasional Indonesia ke Puncak Gunung Everest berhasil mengibarkan bendera merah putih di puncak tertinggi dunia setelah mendaki melalui jalur selatan Nepal. Tim yang terdiri dari anggota Kopassus, Wanadri, FPTI, dan Mapala UI ini diprakarsai oleh Komandan Jenderal Kopassus, Mayor Jendral TNI Prabowo Subianto. Ekspedisi dimulai pada tanggal 12 Maret 1997 dari Phakding, Nepal. Tahun 1998, Prabowo ditarik kembali menjadi Panglima Kostrad dengan pangkat Letnan Jenderal, dalam usia relatif muda yakni 47 tahun. Sebagai Pangkostrad yang membawahi pasukan cadangan ABRI yang jumlahnya cukup besar pada waktu itu (sekitar 11 ribu prajurit) , Prabowo dimintai pertolongan oleh Panglima Kodam Jaya untuk mengamankan Jakarta yang berada dalam suasana kacau. Permintaan ini dipenuhi Prabowo dengan membantu mengamankan sejumlah bangunan penting, khususnya rumah dinas Wakil Presiden B.J. Habibie di Kuningan. Di tahun inilah ia tersandung tragedi Mei yang membuatnya dipindahkan menjadi Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI (Sesko TNI). Dan atas pertimbangan Dewan Kehormatan Perwira (DKP), Prabowo diberhentikan dari dinas kemililiterannya. Setelah Mei 1998, untuk menghindari tekanan dari Habibie terkait insubordinasi tersebut dan menghindari pengusutan hukum terkait kerusuhan Mei dan penculikan para aktivis, ia melarikan diri ke Yordania. Ia mendapat suaka politik dan status kewarganegaraan dari Abdullah II. Pangeran Abdullah II yang kemudian pada 1999 menjadi Raja Yordania adalah kawan Prabowo di sekolah militer. Prabowo kembali ke Indonesia pada 2001 setelah kekuatan Poros Tengah menggulingkan Presiden BJ Habibie dan momentum untuk mengusut kasus-kasus pelanggaran HAM Orde Baru mulai surut. Setelah meninggalkan karier militernya ia menjadi pengusaha, mengikuti karier adiknya Hashim Djojohadikusumo, antara lain dia memiliki saham dalam PT Kertas Nusantara. Ia lalu terjun ke dunia usaha, membantu adiknya Hashim Djojohadikusumo, yang sudah lebih dulu sebagai pengusaha minyak di Kazakhstan. Sekitar tahun 2002, Prabowo membeli PT Kiani Kertas yang saat itu sudah berada di BPPN sebagai perusahaan yang ‘sakit’ karena terbelit utang yang besar. Prabowo membeli Kiani Kertas menggunakan pinjaman senilai Rp 1,8 triliun dari Bank Mandiri. Ia kini tercatat memimpin 27 perusahaan di Indonesia dan luar negeri. Perusahaan yang dipimpinnya meliputi Nusantara Energy (perusahaan minyak, gas alam dan batu bara), Tidar Kerinci Agung (minyak kelapa), dan Jaladri Nusantara (industri perikanan). Prabowo juga mendirikan beberapa organisasi masyarakat seperti Asosiasi Petani Indonesia, Asosiasi Pedagang Pasar Tradisional Indonesia, Asosiasi Pencak Silat Indonesia. Pada tanggal 5 Desember 2004, Prabowo terpilih sebagai ketua umum HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) mengalahkan Setiawan Djodi dan Ja'far Hafsah. Pada saat Musyawarah Nasional (Munas) HKTI ke-7, Prabowo Subianto kembali terpilih sebagai Ketua Umum 2010-2015 secara aklamasi. 32 dari 33 Dewan Pimpinan Daerah menerima laporan pertanggungjawaban Prabowo dan meminta agar Prabowo kembali memimpin HKTI. Pada tanggal 6 Agustus 2008, Munas APPSI secara aklamasi memilih Prabowo sebagai ketua umum APPSI untuk periode 2008-2013. Prabowo terpilih setelah mendapat dukungan dari 29 Dewan Pimpinan Wilayah tingkat provinsi dan 199 Dewan Pimpinan Daerah tingkat kabupaten. Prabowo pertama kali terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar (PB) IPSI tahun 2004. Pada Munas PB IPSI di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, tanggal 27 Februari 2012, Prabowo terpilih untuk ketiga kalinya sebagai Ketua Umum PB IPSI. Pada SEA Games 2011 di Jakarta, cabang olah raga pencak silat berhasil mendapatkan juara umum dengan menyabet 9 dari 18 nomor yang dipertandingkan. Istana Prabowo berpadu dengan hijaunya Bukit Hambalang, sangat megah dan asri dengan rerumputan dan pepohonan pinus. Selain di depan, di bagian belakang rumah juga terdapat satu pos penjagaan. Menurut sumber The Politic, rumah petinggi Gerindra ini berfasilitas sangat lengkap. Tak hanya  itu, dua buah istal kandang kuda sebanyak 17 ekor kuda milik Prabowo berjenis Lusiano turut melengkapi  fasilitas di rumah itu. Kuda-kuda tersebut didatangkan langsung dari Portugal. Tak tanggung-tanggung, konon harga per ekornya mencapai miliaran rupiah! "Saya ini kesatria yang menyepi pada saat tidak dibutuhkan. Dan kesatria selalu menyepi di gunung, seperti tempat ini." Prabowo ditemani sejumlah lelaki muda yang ia sebut sebagai Kesatria Jedisebutan untuk murid Master Yoda dalam film Hollywood Star Wars. "Mereka ini anak muda yang pintar-pintar. Lulusan luar negeri,".  Ia juga mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada Konvesi Capres Golkar 2004. Untuk pencalonan ini, tim suksesnya khusus menyewa Alex Castinallos, konsultan kampanye Partai Republik Amerika Serikat yang berhasil mendudukkan George W Bush di Gedung Putih dan konsultan media iklan TV, David Axelrod. Meski lolos sampai putaran akhir, akhirnya Prabowo kandas di tengah jalan. Ia kalah suara oleh Wiranto. Prabowo adalah calon presiden dalam pemilu presiden Republik Indonesia 2009 dari Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA). Karena sejumlah kendala politik, akhirnya Prabowo bersedia menjadi calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri. Pasangan Mega-Prabowo resmi diumumkan 15 Mei 2009. Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian (Padma) Indonesia wilayah Nusa Tenggara Timur menilai, Prabowo berperan besar dalam pembebasan Wilfrida Soik dari hukuman mati di Pengadilan Kota Bahru, Kelantan, Malaysia. Prabowo menunjuk pengacara Malaysia Tan Sri Mohammad Syafei untuk membela Wilfrida Soik. Wilfrida adalah buruh asal Nusa Tenggara Timur yang diberangkatkan secara ilegal. Wilfrida didakwa hukuman mati karena membunuh majikannya, Yeap Seok Pen pada tanggal 7 Desember 2010. Partai Gerakan Indonesia Raya telah menyatakan akan mengusung Prabowo sebagai calon presiden pada pemilihan presiden 2014. Prabowo sendiri sudah menyatakan kesediaannya untuk dicalonkan sebagai presiden, jika mendapat dukungan dari rakyat. Walaupun beberapa lembaga survei mencatat elektabilitas Prabowo tertinggi dibandingkan dengan calon-calon presiden lainnya, tidak sedikit pengamat politik yang meyakini kalau langkah Prabowo akan terganjal elektabilitas Partai Gerakan Indonesia Raya yang sangat rendah. Di Pemilihan umum legislatif Indonesia 2014, Gerindra meraih posisi ketiga, hanya sedikit selisih suara dibanding PDIP dan Golkar, yaitu 11,58 persen, sementara PDIP meraih 19,52 persen dan Golkar 15,22 persen berdasarkan perhitungan cepat Kompas hingga 9 April 2014. Prabowo Subianto hadirkan "Enam Program Aksi Transformasi Bangsa" dalam kampanyenya; apabila terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia, ia ingin membangun ekonomi yang kuat, berdaulat, adil dan makmur, melaksanakan ekonomi kerakyatan, membangun kedaulatan pangan dan energi serta pengamatan sumberdaya air, meningkatkan kualitas pembangunan manusia Indonesia melalui program pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya, membangun infrastruktur dan menjaga kelestarian alam serta lingkungan hidup, dan membangun pemerintahan yang bebas korupsi, kuat, tegas dan efektif. Setelah meningkatnya popularitas dan elektabilitas Prabowo di berbagai lembaga survei dalam Pemilihan umum Presiden Indonesia 2014, ia terus diserang kampanye hitam dan opini negatif antara lain beredarnya uang kertas pecahan Rp50.000 yang diberi cap dengan tulisan "Prabowo: Satria Piningit, Heru Cakra Ratu Adil" dan penghembusan kembali isu stigmatisasi atas tudingan keterlibatan, bahkan nama Prabowo juga disebut-sebut sebagai dalang penculikan aktivis pro demokrasi 1997/1998, penembakan mahasiswa Trisakti, otak penggerak Kerusuhan Mei 1998 dan tuduhan hendak melakukan kudeta Mei 1998. Prabowo juga dididuga berjanji akan memberikan satu miliar kepada setiap desa di Indonesia bila ia terpilih sebagai presiden. Seperti calon presiden lainnya, Prabowo memiliki tampilan unik yang mudah dikenali dengan baju warna khaki dengan banyak kantong. Ini membuat ia dianggap mengingatkan masyarakat kepada sosok Sukarno dan Syahrir. Ia sendiri menyatakan menyukai setelan ini karena alasan kepraktisan. Prabowo mulai sering mengenakannya saat berpasangan dengan Megawati di Pilpres 2009. Karier Karier Militer Komandan Peleton Para Komando Group-1 Kopassandha (1976) Karier Militer Komandan Kompi Para Komando Group-1 Kopassandha (1997) Karier Militer Wakil Komandan Detasemen–81 Kopassus (1983) Karier Militer Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad (1985) Karier Militer Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad (1987) Karier Militer Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17/Kujang I/Kostrad (1991) Karier Militer Komandan Group-3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (1993) Karier Militer Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (1996) Karier Militer Panglima Komando Cadangan Strategi TNI Angkatan Darat (1998) Karier Militer Komandan Sekolah Staf Dan Komando ABRI (1998) Karier Kerja Komisaris Perusahaan Migas Karazanbasmunai (0) Karier Kerja Presiden Dan Ceo PT Tidar Kerinci Agung (Perusahaan Produksi Minyak Kelapa Sawit), Jakarta, Indonesia (0) Karier Kerja Presiden Dan Ceo PT Nusantara Energy (Migas, Pertambangan, Pertanian, Kehutanan Dan Pulp) Jakarta, Indonesia (0) Karier Kerja Presiden Dan Ceo PT Jaladri Nusantara (Perusahaan Perikanan) Jakarta, Indonesia (0) Karier Politik Pendiri Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) (0) Karier Politik Partai Golkar (2004) Organisasi Ketua umum HKTI periode 2004-2009 Anggota marga Lumban Tobing (difasilitasi oleh Persatuan Punguan Siraja Lumban Tobing (PPSLB) dan berlangsung di Danau Toba Convention Center, Medan) Keanggotaan Dalam Organisasi Politik Dewan Penasihat Organisasi Kosgoro Keanggotaan Dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Ketua Yayasan Pendidikan Kebangsaan (Universitas Kebangsaan) Ketua Majelis Perhimpunan Keluarga Mahasiswa Dan Alumni Supersemar Pendiri Koperasi Swadesi Indonesia (Ksi) Dengan 14 Cabang Di 4 Provinsi di Indonesia Ketua Yayasan 25 Januari Ketua Umum PB Ikatan Pencaksilat Seluruh Indonesia (IPSI)  PENGHARGAAN Bintang Kartika Eka Paksi Nararya Satya Lencana Kesetiaan XVI Tahun Satya Lencana Seroja Ulangan–III Satya Lencana Raksaka Dharma Satya Lencana Dwija Sistha Satya Lencana Wira Karya The First Class The Padin Medal Ops Honor dari Pemerintah Kamboja Bintang Yudha Dharma Nararya Sumber, id.wikipedia.org         webmuhammadiyah.blogspot.com         donnymontang.blogspot.com         news.detik.com         profil.merdeka.com         farisyuda.blogspot.com

Friday, March 2, 2012
Kevin Samara

Hergé - Dibalik petualangan Tintin

Hergé adalah nama pena dari Georges Prosper Remi (lahir di Etterbeek, 22 Mei 1907 – meninggal di Woluwe-Saint-Lambert, Belgia, 3 Maret 1983 pada umur 75 tahun) adalah seorang penulis komik dan seniman berkebangsaan Belgia yang sangat terkenal dengan karyanya berjudul Petualangan Tintin.

"Hergé" ejaan Perancis: [ɛʁʒe] adalah pelafalan bahasa Perancis untuk "R.G.", kebalikan singkatan namanya. Karyanya yang paling terkenal dan penting adalah Petualangan Tintin, yang ia tulis dan lukis dari tahun 1929 hingga kematiannya pada 1983, yang menyisakan album ke-24 nya, Tintin dan Alpha-Art yang tak terselesaikan. Karyanya tetap mempunyai pengaruh yang kuat terhadap dunia komik, terutama di Eropa. Karya-karyanya yang monumental membuatnya mendapatkan penghargaan Penghargaan Eisner pada tahun 2003. Gayanya yang mempergunakan balon teks yang diimpor dari gaya penulisan komik di Amerika, menjadikannya dianggap sebagai bapak komik bergambar Eropa.

Ciri-ciri yang penting dari kisah-kisah Petualangan Tintin termasuk penggambaran tokoh yang kuat, rasa realistis yang dihasilkan dari penelitian yang teliti dan luas, serta gaya menggambar ligne claire-nya. Para pembaca dewasanya sangat menikmati hubungan antara komik itu dengan kejadian-kejadian sejarah dan politik pada abad ke-20. Sebagai contoh, cerita Lotus Biru, terinspirasi oleh Insiden Mukden yang mengakibatkan perang antara Cina melawan Jepang pada tahun 1934. Tongkat Ottokar adalah contoh yang mengambil latar belakang cerita dari Anschluss Hitler atau dari konteks perseteruan antara orang-orang Garda Besi Rumania dan Raja Rumania, Carol II; dan pada cerita yang lainnya seperti Penculikan Lakmus menceritakan tentang Perang Dingin. Ia menjadi orang Belgia yang sangat tersohor di dunia internasional dan Tintin masih merupakan salah satu karya yang sangat digemari. Karya-karyanya sangat dipengaruhi oleh masa-masa mudanya di bidang kepanduan.

Museum Hergé yang sangat ditunggu-tunggu, akhir dibuka di Ottignies-Louvain-La-Neuve pada tanggal 2 Juni, 2009. Didesain oleh arsitek peraih penghargaan Penghargaan Pritzker, Christian de Portzamparc, museum berisikan karya-karyanya yang monumental, dimana selama ini hanya tersimpan di studio dan tempat penyimpanan di bank.

Seri lain yang juga ditulis dan digambarnya adalah Petualangan Yo, Susi dan Yokko dan Petualangan Quick dan Flupke. Setelah pengakuan dari dunia internasional dan pertemuannya kembali dengan Chang (1981), ia meninggal dunia karena leukemia pada tahun 1983. Sejak kematiannya, ia menjadi salah satu artis kontemporer terbesar dan telah menjual tidak kurang dari 200 juta album komik ke seluruh dunia, yang telah diterjemahkan ke dalam ratusan bahasa di dunia. Saat ini, hak cipta atas karya-karyanya dipegang oleh jandanya Fanny Rodwell, di bawah perusahaan Moulinsart dan Yayasan Hergé.

Kehidupan

Masa kecil (19071925)

Keluarga

Georges Prosper Remi dilahirkan di Jalan Cranz No. 25 di Etterbeek, sebuah distrik dari Brussel, pada 22 Mei 1907 pada pukul 07.30.1 Ia dibaptis beberapa minggu kemudian, tepatnya pada tanggal 9 Juni, di sebuah Gereja di kota, dengan ibu permandiannya adalah neneknya sendiri, Antoinette Roch. Orangtuanya termasuk pada golongan menengah di Brussel. Ayah Hergé, Alexis Remi (18821970) adalah orang yang cukup terpandang, di mana ia bekerja di rumah butik pakaian untuk anak-anak, Van Roye Waucquez di Saint-Gilles. Sedangkan, ibu Hergé adalah Elizabeth Dufour (18821946) adalah seorang bekas penjahit wanita yang sudah tidak lagi bekerja.
Alexis Remi, terlahir dari pernikahan antara seorang pembantu bernama Leonie Dewigne (18601901) dan Coisman Alexis, seorang pembuat lemari dari Brussel yang baru berusia 24 tahun ketika mereka menikah. Coisman Alexis (kakek dari Hergé) melaporkan sendiri kelahiran putra kembarnya di Balai Pencatatan Kelahiran Kota Anderlecht, sehingga mereka mendapatkan nama keluarga dari pihak ayahnya, yaitu: Alexis dan Léon. Beberapa orang berpikir bahwa ayah sesungguhnya dari Alexis dan Léon adalah Gaston Count Errembault dari Dudzeele (18471929) yang bekerja di Chaumont-Gistoux.
Setelah bercerai dengan Coisman Alexis, Leonie Dewigne menikahi Philip Remi di bulan September 1893, dan Philip kemudian menganggap kedua anak tersebut sebagai anaknya. Kisah tantang latar belakang keturunan Hergé ini disebutkan dalam salah satu tulisan berbahasa Perancis dari Serge Tisseron, D'un secret de famille dans l'œuvre du futur Hergé. Keberadaan saudara kembar Alexis Remi yang bernama Leon, telah menginspirasi Hergé untuk menuangkannya dalam komiknya, khususnya dalam karakter si kembar Dupont dan Dupond, yang menunjukkan hubungan yang misterius antara ayah dan pamannya.
Elizabeth Dufour, sebenarnya adalah seorang Flemish (suatu etnis di Belgia yang memiliki kekerabatan dekat dengan bangsa Belanda, dan mayoritas berdomisili di Belgia bagian Utara). Namun ia menyatakan bahwa dirinya merupakan seorang Belgia sintetis. Setelah melahirkan Georges Remi, keluarganya tidak pernah berhenti berpindah-pindah. Pada 26 Juni 1908, mereka tinggal di Jalan Theux No. 34, Etterbeek, Belgia, yaitu rumah dari Joseph Dufour (18531914), seorang tukang pipa, dan Antoinette Roch (18541935), orang tua dari Elizabeth. Setelah itu, pada 12 Januari 1912, mereka tinggal di Jalan Avenue Jules Malou No. 57, masih di Etterbeek. Pada 26 Maret di 1912, lahirlah seorang anak laki-laki bernama Paul Remi (19121986) di Ixelles. Kakak dan adik ini memiliki hubungan yang tidak terlalu akrab. Setelah berpindah-pindah, keluarga Alexis Remi akhirnya tinggal menetap di Jalan Theux No. 91, Ixelles, Belgia.

Masa tinggal di Belgia (1914 - 1918)

Georges kecil adalah seorang anak yang sangat aktif dan mempunyai banyak keinginan, terlebih lagi ketika orang tuanya mengajak Georges kecil bepergian. Salah satu "obat" untuk membuatnya agak tenang adalah dengan memberikannya sebuah pensil dan kertas. Salah satu hasil karyanya yang pertama adalah yang terdapat di belakang sebuah kartu pos yang digambar dengan memakai pensil biru, yang melukiskan tentang sebuah kereta api uap, sebuah dinding api, dan sebuah mobil pada sekitar tahun 1911. Baru pada 29 September 1913, Georges yang saat itu sudah berumur 6 tahun pergi bersekolah di Sekolah Komunitas Ateneo di Ixelles. Sayangnya, sekolah tersebut harus ditutup, kurang lebih setahun setelah Belgia diduduki oleh bala tentara Jerman, Wilhelm II (20 Agustus 1914). Selama masa Perang Dunia II, pamannya, Léon Remi, memasuki wajib militer dan dikirimkan ke garis depan medan pertempuran di Yser pada paruh akhir Agustus 1914, di mana ia bergabung dengan tentara Belgia untuk Perang Dunia I. Sementara itu, setelah penyakit yang diderita oleh Elizabeth kambuh lagi pada September 1994, keluarga ini pindah lagi ke alamat Jalan Tram no. 124 di Watermael-Boitsfort, pinggiran kota sebelah selatan Brussel, Belgia. Selama masa sekolahnya di Ixelles, Georges Remi banyak membuat gambar yang menceritakan bagaimana sulitnya seorang anak lelaki harus hidup di bawah bayang-bayang pendudukan bala tentara Jerman pada masa Perang Dunia II.
Karena kesehatan Elizabeth kian memburuk, mereka kembali pindah ke Jalan Theux no. 34 di Etterbeek, Belgia pada Agustus 1917. Pada bulan Maret 1918, Georges Remi membuat buku kumpulan puisi untuk teman wanitanya, Marie-Louise van Cutsem (Milou), yang digambar dengan tinta dan cat air. Lukisan tersebut menggambarkan seekor kelinci yang sedang memandangi sebuah telur yang pecah. Pada 7 Oktober 1919 dia mulai memasuki College Senior nomor 11 di Ixelles. Untuk menandai ulang tahun pertama gencatan senjata Perang Dunia II pada bulan November 1919, ia menyusun sebuah mural patriotik besar yang terbuat dari kapur berwarna. Pada mural tersebut, digambarkan bahwa tentara Belgia sedang mencambuk tentara Jerman. Sebenarnya, ia menggambarkan guru seninya, Pak Stoffijn kata "Fine-Poussière".

Masa sekolah dan kepanduan

Georges Remi terlahir dalam keluarga Katolik kelas menengah goloongan kanan. Pada 1919, pelindung ayahnya, Mr Waucquez, menyarankan Alexis Remi untuk memasukkan anaknya di lembaga Katolik. Namun ia ditempatkan di sekolah kepanduan, Institut Saint-Boniface di Brussel. Oleh karena itu, ia selalu berada di lingkungan Katolik dan kepanduan hingga awal tahun 1950.
Setelah bergabung dengan komunitas itu, pada tahun 1920, ia memasuki Institut Saint-Boniface di Brussel yang dipimpin oleh Abbe Pierre Fierens, di mana ia saat itu sudah berumur 13 tahun. Di sekolah, ia menunjukkan nilai yang sangat baik dalam semua mata pelajaran, terutama mengenai menggambar.
Pada tahun 1918, Georges Remi telah bergabung dengan "Kepanduan Belgia", sebelum meninggalkannya pada tahun 1921 untuk bersekolah di Institut Saint-Boniface. Ia merasa sangat sedih ketika harus berpisah dengan kegiatan kepanduannya.
Pada awal 1920-an, sebagai seorang remaja, ia sangat senang dengan kegiatan kepanduannya dan itu adalah masa-masa terindah yang selalu dikenangnya. Dalam kepanduan, ia segera menjadi kepala regu "Tupai" dan mendapatkan nama julukan "rubah yang selalu penasaran" atau dalam bahasa Perancis disebut Renard curieux.
Selain itu, ia juga mengambil pelajaran membuat sketsa, yang dilakukannya selama liburan musim panas di Austria, Swiss, Italia, dan Pirenia. Keinginan tersebut muncul sejak tahun 1921 ketika ia memasuki perguruan tinggi jurnalis Jamais Assez dan di kepanduan.


    Le Petit Vingtième: semua itu bermula






    Tanda tangan dari sang maestro
    .
    Setelah menyelesaikan masa baktinya di dinas militer, Herge mendapatkan tugas baru sebagai ilustrator dan jurnalis foto. Teman dekatnya, Germaine Kickens kemudian juga bekerja di harian yang sama pada 15 Februari, 1928 sebagai sekretaris dari Wallez. Pimpinan harian ini sangat puas dengan hasil kerja Hergé, membuatnya dipercayai menjadi pengasuh tunggal dari suplemen anak-anak mingguan: Le Petit Vingtième dan mendapatkan target untuk meningkatkan pembacanya. Dipengaruhi oleh Waller, Hergé belajar banyak dari berbagai buku untuk lebih meningkatkan kemampuan menggambarnya. Terbitan pertama dari harian Le Petit Vingtième asuhannya muncul pada 1 November, 1928 namun sayangnya tidak mendapatkan sambutan cukup meriah dari publik. Untuk lebih meningkatkan oplah dan pembaca, ia menawarkan untuk membuat serial Les aventures de Flup, Nénesse, Poussette et Cochonnet, sebuah serial yang menceritakan kisah dari tiga anak remaja dan seekor babi dalam berbagai petualangan, dari sebuah kisah drama karya Abbe Desmedt , seorang editor pojok olahraga di harian yang sama. Kisah-kisahnya mengambil latar belakang tentang kolonialisme yang sedang terjadi pada masa itu. Mengasuh kisah ini, tidak begitu menggairahkan Hergé, walaupun kisah serial ini berlanjut hinggaMaret, 1929.
    "Aku merasa memakai pakaian yang tidak pas dan membuatku tak nyaman mengenakannya." - Wawancara Hergé.
    Pada tahun 1929, Brusel mengadakan pameran mengenai kaum Bolshevik Rusia, dimana area pameran itu tidak jauh dari kantor dari para pekerja harian itu. Salah satu dari pegawai harian itu yang berkebangsaan Rusia, adalah Perovsky, seorang bekas pengungsi dari Rusia selama perang sipil pada tahun 1918 - 1921.
    Untuk lebih memberikan sentuhan khas atas karya-karyanya, Hergé mulai mengadopsi teknik baru yang mudah dilakukan tapi sangat efektif. Menyadari akan talenta dan kepribadian yang kuat dari Hergé, Wallez, aktif mendorongnya untuk lebih berkembang serta memberikannya ruang seluas-luasnya untuk menuangkan karya-karyanya:
    "Pater Wallez sangat memengaruhiku, tidak dari sisi religius, tapi beliau membuatku menyadari akan potensi diriku dan membuatku melihat apa yang ada padaku" - Wawancara Hergé.

    Penghargaan internasional yang diterima Tintin
    • Le Journal de Tintin et les Éditions du Lombard :
      • 1972 : Yellow Kid du Meilleur éditeur de Journal Européen de bandes dessinées
    (et les Éditions Casterman en 1978 pour leur déclinaison pour adultes (À suivre) : Yellow Kid du Meilleur éditeur étranger de Bandes Dessinées )
    • Tintin et Moi karya Anders Ostergaard (salinan wawancara dengan Numa Sadoul):
      • 2004 : Penghargaan dari Festival Européen du Film Documentaire
    Akhirnya, tahun 1970-an adalah dari tahun dimana Hergé banyak mendapatkan penghargaan dari dunia internasional. Sedangkan pada kurun tahun 1930-an, penjualan yang dilakukan oleh harian Le Petit Vingtième sangatlah kecil, kurang dari 5,000 eksemplar di Belgia. Kisah Petualangan Tintin meledak penjualannya mulai tahun 1941 dengan kisah Kepiting Bercapit Emas, dimana edisi berwarnanya baru munculnya beberapa bulan kemudian setelah versi hitam putihnya diterbitkan. Munculnya Majalah Tintin pada tahun 1946 lebih meningkatkan lagi penjualannya hingga mencapai satu juta unit terjual pada tahun 1948. Sejak saat itu, mesin berjalan dan tidak mungkin lagi untuk menghentikan satu juta eksemplar per tahun (1960), 10 juta salinan pada tahun (1961), 26 juta salinan pada tahun (1970), 81 juta (1980) dan sampai 6 juta untuk satu tahun 1983. Hingga wafatnya Hergé, kisah Petualangan Tintin telah diterjemahkan, tidak kurang, ke dalam empat puluh bahasa di seluruh dunia .

    Kisah yang tak selesai










    Pemakaman cimetière du Dieweg, tempat peristirahatan terakhir dari Hergé.
    Pada tanggal 13 April, 1976, Hergé menyelesaikan kisah Tintin dan Picaros. Dan ketika itu ia sudah menyiapkan proyek untuk album komik berikutnya. Pada tahun 1978, ia meninggalkan gagasan untuk kisah berikutnya dimana semuanya berawal dari bandara ke tema seni kontemporer, satu cabang seni yang memulai gairah barunya sejak tahun 1960-an. Namun, pada tahun 1979, yang juga merupakan setengah abad dari Tintin, ia masih mencoba menyelesaikan kisah berikutnya, namun dilain pihak, kesehatannya kian memburuk. Beberapa bagian dari Tintin dan Alpha-Art sudah banyak dibuat sketsanya dan kelelahanpun dialami lagi oleh pengarangnya, dimana usianya memakan dirinya.
    Tanggal 18 Maret, 1981, Hergé bertemu lagi dengan Zhang Zhong-Ren, orang yang selama ini banyak memberikan masukan padanya tentang budaya Cina, khususnya dalam kisah Lotus Biru. Pertemuan ini adalah pertemuan pertama setelah lebih dari 40 tahun berpisah, dimana reuninya diadakan di Brussel, dan pertemuan ini disiarkan langsung di televisi. Dalam tayangan itu, Hergé terlihat sangat lemah dan sepertinya sangat malu oleh sorotan media padanya.
    Namun malang tak dapat ditolak, penyakit yang dideritanya semakin akut, dan Hergé terbaring lemah dan harus menjalani transfusi darah secara teratur. Pada bulan Februari 1983, ia dirawat di Clinique Saint-Luc Woluwe-Saint-Lambert. Dan setelah seminggu dalam keadaan koma, Georges Remi meninggal dunia karena leukemia pada tanggal 3 Maret 1983, pada usia 76. Petualangan terbaru dari Tintin, Tintin dan Alpha-Art terhenti pada halaman 42. Dengan izin khusus, almarhum dimakamkan, atas permintaannya, di Cimetière du Dieweg, Brussel.

    Karya-karya Hergé hingga kini (sejak tahun 1983)

    Sepeninggal Hergé (1984 - sekarang)

    Fanny Remi, janda dan pewarisnya (istrinya sejak tahun 1977) tidak yakin akan nasib dari kisah Tintin dan Alpha-Art, apakah akan dilanjutkan atau dibiarkan saja sejak sang pengaranganya meninggal. Dan Herge telah menyatakan keinginannya sebelum ia meninggal:
    "Tentu saja ada banyak hal yang rekan-rekanku lakukan tanpa aku dan bahkan lebih baik daripada aku. Tetapi untuk hidup Tintin, Kapten Haddock, Profesor Lakmus, para Dupontd, dan semua tokoh yang lain dari kisah Petualangan Tintin, saya pikir sayalah satu-satunya yang dapat melakukan ini: Tintin itu saya! Seperti Flaubert berkata, "Madame Bovary, c'est moi!" - Wawancara dengan Hergé

     Pada 2009, sejak 1929, lebih dari 230 juta album kisah komik Petualangan Tintin terjual di seluruh dunia dalam 90 bahasa (42 bahasa regional)[58]:

    • 49 Bahasa Asing resmi :
    NB : Tahunnya menunjukkan edisi perdananya.
    1. Bahasa Afrikaans (1973)
    2. Bahasa Arab (1972)
    3. Bahasa Armenia (2006)
    4. Bahasa Belanda (1946)
    5. Bahasa Bengali (1988)
    6. Bahasa Bulgaria (2001)
    7. Bahasa Ceska (1994)
    8. Bahasa Denmark (1960)
    9. Bahasa Esperanto (1981)
    10. Bahasa Estonia (2008)
    11. Bahasa Hebrew (1987)
    12. Bahasa Hungaria (1989)
    13. Bahasa Indonesia (1975)
    14. Bahasa Inggris - Amerika (1959)
    15. Bahasa Inggris - Inggris (1952)
    16. Bahasa Islandia (1971)
    17. Bahasa Italia (1961)
    18. Bahasa Jepang (1968)
    19. Bahasa Jerman (1952)
    20. Bahasa Khmer (2001)
    21. Bahasa Korea (1977)
    22. Bahasa Latin (1987)
    23. Bahasa Latvi (2006)
    24. Bahasa Lituania (2007)
    25. Bahasa Luksemburg (1987)
    26. Bahasa Mandarin (2001)
    27. Bahasa Melayu (1975)
    28. Bahasa Mongol (2006)
    29. Bahasa Norwegia (1972)
    30. Bahasa Perancis (1930)
    31. Bahasa Persia (1971)
    32. Bahasa Polski (1994)
    33. Bahasa Portugis (1936)
    34. Bahasa Portugis - Brasilia (1961)
    35. Bahasa Romans (1986)
    36. Bahasa Rumania (2005)
    37. Bahasa Rusia (1993)
    38. Bahasa Sinhala (1998)
    39. Bahasa Serbo-Kroasia (1974)
    40. Bahasa Suomi (1961)
    41. Bahasa Spanyol (1952)
    42. Bahasa Slowakia (1994)
    43. Bahasa Slovenia (2003)
    44. Bahasa Swedia (1960)
    45. Bahasa Taiwan (1980)
    46. Bahasa Thailand (1993)
    47. Bahasa Turki (1962)
    48. Bahasa Vietnam (1989).
    49. Bahasa Yunani (1968)
    • 43 Bahasa Regional:
    1. Alghero (1995)
    2. Bahasa Jerman (Bernois) (1989)
    3. Bahasa Elsass (1992)
    4. Anversois (2008)
    5. Bahasa Asturia (1988)
    6. Bahasa Basque (1972)
    7. Borain (2009)
    8. Bourguignon-morvandiau (2008)
    9. Bahasa Breton (1979)
    10. Brusseleer (2007)
    11. Brusseleer (Néerlandais) (2004)
    12. Cantonais (2004)
    13. Bahasa Katalan (2009)
    14. Korsika (2009)
    15. Créole Antillais (2009)
    16. Créole mauricien (2009)
    17. Créole réunionnais (2008)
    18. Bahasa Faroe (1988)
    19. Dialek Flamand (Ostende) (2007)
    20. Bahasa Arpitan (Bresse) (2006)
    21. Bahasa Arpitan (District de la Gruyère) (2007)
    22. Bahasa Arpitan (unifié) (2007)
    23. Bahasa Frisia (1981)
    24. Gaélique (1993)
    25. Bahasa Galicia (1983)
    26. Bahasa Wales (1978)
    27. Gaumais (2001)
    28. Bahasa Belanda dialek (Hasselts) (2009)
    29. Bahasa Belanda dialek (Twents) (2006)
    30. Bahasa Occitan (1979)
    31. Bahasa Picard (Tournai-Lille) (1980)
    32. Bahasa Picard (Vimeu) (1980)
    33. Bahasa Papiamento (2008)
    34. Provençal (2004)
    35. Bahasa Tahiti (2003)
    36. Bahasa Tibet (1994)
    37. Bahasa Vosgien (2008)
    38. Bahasa Walloon (Charleroi) (2007)
    39. Bahasa Walloon (Liège) (2007)
    40. Bahasa Walloon (Namur) (2009)
    41. Bahasa Walloon (Nivelles) (2005)
    42. Bahasa Walloon (Ottignies) (2006)
    43. Français québécois (2009).


    Hergé mencatut perang?

    Seperti yang telah dicatat oleh Pierre Assouline: "untuk Hergé dan sejumlah penulis dan seniman, pekerjaan tersebut telah membawa mereka ke "zaman keemasan", sebagaimana dibuktikan dengan berlimpahnya kekayaan, dan ketenaran selama masa itu. "Dari musim gugur tahun 1941, penjualan album komik kisah Petualangan Tintin telah mencapai 100.000 eksemplar, dimana penulisnya mendapatkan royalti tidak kurang dari 10% dari prix. Gaji bulanannya mencapai 10.000 franc Belgia selama tahun 1940 - 1944, termasuk gajinya dari harian Le Soir pada tahun 1946.


    Bibliografi

    Buku-buku yang mengupasnya

    Jurnal

    • (Perancis) Spécial Hergé, (A suivre) hors-série, 1983.
    • (Perancis) Tintin spécial, hommage à Hergé, Lombard hors-série N°11bis, 1983.
    • (Perancis) Tintin grand voyageur du siècle, Géo hors-série, 2000.
    • (Perancis) Tintin chez les savants, Sciences et vie spécial, Maret, 2002.
    • (Perancis) Tintin, l'aventure continue, Télérama hors-série, 2003.
    • (Perancis) Tintin, reporter du siècle, Le Figaro hors-série, 2004.
    • (Perancis) Tintin, les secrets d'une oeuvre, Lire Hors-série, 2006.
    • (Perancis) Pierre Assouline, Le siècle de Tintin grand reporter, L'Histoire, 317, Februari, 2007, halaman 6-13.
    • (Perancis) Tintin à la découverte des grandes civilisations, Le Figaro-Beaux Arts magazine hors-série, 2008.
    • (Perancis) Hergé, la vie secrète du père de Tintin, L'Express hors-série, September, 2009.
    • (Perancis) Tintin, le retour, Le Monde hors-série, Desember, 2009 - Januari, 2010.
    • (Perancis) Tintin au pays des philosophes, Philosophie magazine hors-série, Agustus. 2010.
    Sumber, Wikipedia 
                    dengan perubahan seperlunya
      no image
      • Blogger Comments
      • Facebook Comments
      jalan menuju keberhasilan
      Top