Prof. Poorwo Soedarmo lahir di Malang 20 Februari 1904, lulus sekolah kedokteran STOVIA
tahun 1927. Ia dianggap sebagai "Bapak Gizi" ("Bapak gizi") di Indonesia.
Poorwo Soedarmo tinggal di Banten , Jakarta Barat , selama Pendudukan Jepang di Indonesia. Ia bekerja sebagai kepala pelayanan medis sampai 1948. Ia kemudian dikeluarkan selama masa muncul kemerdekaan Indonesia dan pergi sebagai dokter kapal pada "Polodarus" (a Blue Funnel kapal-line) ke Belanda selama enam bulan dan kemudian ke London pada tahun 1949. Ini adalah titik balik dalam orientasi karirnya terhadap nutrisi gizi seimbang.
Sewaktu di London School of Hygiene and Tropical Medicine , ia melakukan penelitian di malaria dan peran DDT dalam kontrol dengan Prof McDonald, tetapi juga mengembangkan minat di bidang nutrisi dengan Profesor Platt. Dia menyadari penyakit seperti gizi, seperti dermatologis manifestasi kwashiorkor , yang sebelumnya tidak pernah dihargai di Indonesia.
Setelah kembali ke Indonesia ia mendirikan sekolah diet dengan bantuan ahli gizi Belanda yang tinggal di bawah kontrak di Indonesia setelah kemerdekaan. "Akademi Gizi" didirikan pada tahun 1952 dan sekolah diet mulai beroperasi pada tahun 1950.
Mulai tertarik dan belajar ilmu Gizi di Post Graduate Institute, London (1949) dan Institute of Nutrition, Manila (1950). Kemudian mendalami ilmu itu di School of Public Health and Nutrition , Harvard University (1954-1955) dan di Institute of Nutrition Sciences, Columbia University, New York (1960). PS adalah guru besar pertama ilmu gizi di KFUI (1958) dan membuka Bagian Ilmu Gizi Pertama di FKUI , dan mendapat gelar Doctor Honoris Causa dalam ilmu kedokteran, FKUI (1975).
Mendirikan Akademi Ahli Diit dan Nutrisionis , yang kemudian menjadi Akademi Gizi, Diektur Lembaga Makanan Rakyat KemKes (1952-1059), orang pertama yang memperkenalkan ilmu Home Economics di Indonesia (1957), sekarang dikenal dengan Ilmu Kesejahteraan Keluarga.
Setelah kematian istri pertamanya, ia menikah Djoeweriah (lahir 1920 di Jakarta), seorang ekonom Indonesia mencatat rumah. Dia memiliki delapan anak, 21 cucu dan empat cicit. Salah seorang putranya adalah Profesor Sumarmo Poorwo Soedarmono , penasihat Menteri Kesehatan Indonesia.
Mungkin banyak yang tidak tahu bahwa PS adalah Bapak Gizi Indonesia, karena beliau adalah orang pertama yang memperkenalkan , merintis dan mengembangkan pengetahuan tentang gizi dan ketenagaan gizi di Indonesia. Ribuan tenaga gizi dengan berbagai tingkatan Diploma sampai S3 dan gurubesar, bermula dari gagasan dan perjuangan PS ditahun 1950an awal berkembangnya ilmu gizi di Indonesia.
Selain diakui sebagai bapak gizi Indonesia oleh Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) pada tahun 1969, beliau adalah juga penerima Bintang Mahaputra Utama tahun 1992 dari Pemerintah atas jasanya mengembangkan gizi. Banyak tanda penghargaan lain yang diterima pak Poorwo, begitu mahasiswanya dulu memanggil beliau.
PS juga dikenal sebagai penggagas slogan Empat Sehat Lima Sempurna pada tahun 1950an yang sangat dikenal diberbagai lapisan masyarakat sampai saat ini. Dengan slogan ini PS dengan LMRnya mempopulerkan gizi secara praktis, dan membuat masyarakat dan pemerintah Indonesia mulai sadar gizi pada awal tahun 1960an.
Kalaupun saat ini slogan Empat Sehat Lima Sempurna telah diganti dengan Gizi Seimbang, oleh karena ilmu gizi terus berkembang. Itu tidak berarti nama PS dilupakan orang tetapi tetap tercatat dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahun gizi sebagai perintis dan bapak ilmu gizi Indonesia, sebagaimana Lavoasier (1743-1794) selain dikenal sebagai bapak ilmu kimia, juga dikenal sebagai bapak ilmu gizi dunia yang merintis penemuan ilmu gizi diawal abad ke 19.
Demikian juga Wilbur Atwater, bapak gizi Amerika Serikat (1844-1907), seorang sarjana kimia pertanian yang pertama kali menganalisa dan menemukan komposisi zat-zat gizi dalam bahan makanan. Meskipun tidak diumumkan sebagai bapak gizi, tiap negara mempunyai tokoh yang merintis perkembangan gizi dinegara masing-masing seperti Gopalan (India), Toisho (Jepang) , Aree Valyasevi (Thailand).
Pak Poorwo meninggal pada tgl 13/3/2003 di Jakarta pada usia 99 tahun, dimakamkan di Taman Pahlawan Kalibata.
Poorwo Soedarmo tinggal di Banten , Jakarta Barat , selama Pendudukan Jepang di Indonesia. Ia bekerja sebagai kepala pelayanan medis sampai 1948. Ia kemudian dikeluarkan selama masa muncul kemerdekaan Indonesia dan pergi sebagai dokter kapal pada "Polodarus" (a Blue Funnel kapal-line) ke Belanda selama enam bulan dan kemudian ke London pada tahun 1949. Ini adalah titik balik dalam orientasi karirnya terhadap nutrisi gizi seimbang.
Sewaktu di London School of Hygiene and Tropical Medicine , ia melakukan penelitian di malaria dan peran DDT dalam kontrol dengan Prof McDonald, tetapi juga mengembangkan minat di bidang nutrisi dengan Profesor Platt. Dia menyadari penyakit seperti gizi, seperti dermatologis manifestasi kwashiorkor , yang sebelumnya tidak pernah dihargai di Indonesia.
Setelah kembali ke Indonesia ia mendirikan sekolah diet dengan bantuan ahli gizi Belanda yang tinggal di bawah kontrak di Indonesia setelah kemerdekaan. "Akademi Gizi" didirikan pada tahun 1952 dan sekolah diet mulai beroperasi pada tahun 1950.
Mulai tertarik dan belajar ilmu Gizi di Post Graduate Institute, London (1949) dan Institute of Nutrition, Manila (1950). Kemudian mendalami ilmu itu di School of Public Health and Nutrition , Harvard University (1954-1955) dan di Institute of Nutrition Sciences, Columbia University, New York (1960). PS adalah guru besar pertama ilmu gizi di KFUI (1958) dan membuka Bagian Ilmu Gizi Pertama di FKUI , dan mendapat gelar Doctor Honoris Causa dalam ilmu kedokteran, FKUI (1975).
Mendirikan Akademi Ahli Diit dan Nutrisionis , yang kemudian menjadi Akademi Gizi, Diektur Lembaga Makanan Rakyat KemKes (1952-1059), orang pertama yang memperkenalkan ilmu Home Economics di Indonesia (1957), sekarang dikenal dengan Ilmu Kesejahteraan Keluarga.
Setelah kematian istri pertamanya, ia menikah Djoeweriah (lahir 1920 di Jakarta), seorang ekonom Indonesia mencatat rumah. Dia memiliki delapan anak, 21 cucu dan empat cicit. Salah seorang putranya adalah Profesor Sumarmo Poorwo Soedarmono , penasihat Menteri Kesehatan Indonesia.
Mungkin banyak yang tidak tahu bahwa PS adalah Bapak Gizi Indonesia, karena beliau adalah orang pertama yang memperkenalkan , merintis dan mengembangkan pengetahuan tentang gizi dan ketenagaan gizi di Indonesia. Ribuan tenaga gizi dengan berbagai tingkatan Diploma sampai S3 dan gurubesar, bermula dari gagasan dan perjuangan PS ditahun 1950an awal berkembangnya ilmu gizi di Indonesia.
Selain diakui sebagai bapak gizi Indonesia oleh Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) pada tahun 1969, beliau adalah juga penerima Bintang Mahaputra Utama tahun 1992 dari Pemerintah atas jasanya mengembangkan gizi. Banyak tanda penghargaan lain yang diterima pak Poorwo, begitu mahasiswanya dulu memanggil beliau.
PS juga dikenal sebagai penggagas slogan Empat Sehat Lima Sempurna pada tahun 1950an yang sangat dikenal diberbagai lapisan masyarakat sampai saat ini. Dengan slogan ini PS dengan LMRnya mempopulerkan gizi secara praktis, dan membuat masyarakat dan pemerintah Indonesia mulai sadar gizi pada awal tahun 1960an.
Kalaupun saat ini slogan Empat Sehat Lima Sempurna telah diganti dengan Gizi Seimbang, oleh karena ilmu gizi terus berkembang. Itu tidak berarti nama PS dilupakan orang tetapi tetap tercatat dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahun gizi sebagai perintis dan bapak ilmu gizi Indonesia, sebagaimana Lavoasier (1743-1794) selain dikenal sebagai bapak ilmu kimia, juga dikenal sebagai bapak ilmu gizi dunia yang merintis penemuan ilmu gizi diawal abad ke 19.
Demikian juga Wilbur Atwater, bapak gizi Amerika Serikat (1844-1907), seorang sarjana kimia pertanian yang pertama kali menganalisa dan menemukan komposisi zat-zat gizi dalam bahan makanan. Meskipun tidak diumumkan sebagai bapak gizi, tiap negara mempunyai tokoh yang merintis perkembangan gizi dinegara masing-masing seperti Gopalan (India), Toisho (Jepang) , Aree Valyasevi (Thailand).
Pak Poorwo meninggal pada tgl 13/3/2003 di Jakarta pada usia 99 tahun, dimakamkan di Taman Pahlawan Kalibata.