Latest News

Thursday, May 15, 2014

Abraham Samad - Ketua KPK Anti Korupsi

Dr. Abraham Samad, S.H., M.H., lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, pada tanggal 27 November 1966. Ia adalah seorang advokat yang menjabat sebagai ketua Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK untuk periode 2011 hingga 2015. Dia merupakan ketua KPK termuda.

Setamat SD pada tahun 1980, Abraham Samad kemudian masuk ke SMP Nasional di Makassar. Sikap kritis Abraham semakin terasah. Ia sangat tidak berkompromi terhadap segala bentuk penyimpangan di sekitarnya. Sikap kritisnya mulai tumbuh di bangku SMP. Sikap kritisnya ini kemudian tercermin dari sifatnya yang sangat tidak nyaman terhadap proses ketidakadilan yang dijumpainya.

Di tahun 1983, Abraham masuk ke SMA Katolik Cendrawasih, Makassar. Abraham termasuk siswa yang cerdas dan vokal di kalangan teman-temannya. Jiwa kritisnya dan jiwa pemberontak yang sudah tertanam dalam dirinya membuat ia kerap kali terlibat pertengkaran, namun pertengkaran yang ia lakukan adalah karena membela temannya yang tertindas. Sudah menjadi terkenal di kalangan teman-temannya jika ada yang merasa di perlakukan tidak adil maka mereka langsung mengadu ke Abraham.

Semenjak kecil Abraham bercita-cita ingin jadi advokat, maka selepas SMA ditahun 1987, Abraham mengikuti tes di Universitas Hasanuddin Makassar jurusan Hukum dan beliau diterima. Menjadi mahasiswa Hukum membuat Abraham seakan menemukan tempat untuk menyalurkan idealismenya.

Memasuki dunia kampus, Abraham semakin menemukan tempatnya untuk mengaktualisasikan diri. Setelah menyelesaikan studinya di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar tahun 1992, Abraham sedikit goyah dalam penentuan karir profesi yang akan digelutinya kelak. Abraham Samad meyelesaikan pendidikan Sarjana (Strata 1/S1), Magister (Strata2/S2), dan Doktoral (Strata 3/S3) di bidang hukum di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FH Unhas), Makassar.

Abraham memulai karirnya sebagai advokat dengan magang terlebih dahulu. Sejak pertama kali menjejakkan kakinya dalam belantara penegakan hukum di Indonesia ia semakin memahami bahwa sistem hukum Indonesia belum berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini membuat Abraham geram dan semakin gelisah. Ia ingin meluruskan itu semua namun belum tahu harus dari mana.

Di Makassar, Samad dikenal sebagai aktivis antikorupsi. Kemudian, untuk menunjang profesi yang digelutinya, Abraham Samad medirikan sebuah lembaga swadaya masyarakat yang diberi nama Anti Coruption Committee (ACC). LSM ini bergerak dalam kegiatan pemberantasan korupsi, seperti melakukan kegiatan pembongkaran kasus-kasus korupsi, khususnya di Sulawesi Selatan. Selain itu ACC memiliki tujuan mendorong terciptanya sistem pemerintahan yang baik serta sistem pelayanan publik yang maksimal dengan sasaran pemberantasan korupsi. Abraham Samad duduk sebagai koordinator, selain ia adalah penggagas LSM tersebut. Melalui LSM ini, Abraham ingin mendorong terciptanya sistem pemerintahan yang baik. Abraham juga pernah menjadi Tim Penasehat Hukum Komite Pemantau Legislatif (KOPEL) Sulawesi.

Salah satu kasus korupsi yang pernah dia bongkar yakni kasus yang melibatkan walikota Makassar. Akibatnya, ia menerima perlakuan buruk akibat membongkar kasus korupsi dengan walikota Makassar sebagai tersangkanya. Rumah dan usaha istrinya pun dirusak orang.

Abraham Samad dikenal sebagai kader HMI dan sebagai advokat pembela grass root. Sejumlah kasus besar pernah memunculkan namanya diantaranya pernah membela terdakwa Bom Makassar Kaharuddin dan Muhtar Daeng Lau. Serta ikut membela terduga teroris Agus Dwikarna yang pernah ditangkap pemerintah Filipina.

Suatu saat dirinya diserahi menyelesaikan suatu kasus yaitu Bom Makassar tahun 2002. Sebenarnya masalah ini sangat sensitif dan cenderung dihindari advokat lain, pasalnya kasus ini akan sedikit menyinggung SARA. Kasus bom Makassar ini ditunggangi isu teroris yang tidak berdasar. Namun Abraham Samad menerima kasus ini ditangani olehnya karena ia ingin membela para keluarga korban perlakuan tak adil tersebut.

Pria S-3 ini mengaku dekat dengan kelompok Islam garis keras seperti Komite Perjuangan Penegakan Syariat Islam Sulawesi Selatan, Hisbut Tahrir Indonesia, Laskar Jundullah, dan Abu Bakar Ba’asyir. Namun ia membantah saat diduga terlibat afiliasi dengan partai politik.

Dia menanggalkan profesinya sebagai advokat ketika mendaftar di panitia seleksi calon pimpinan KPK. Abraham Samad sebelumnya pernah mendaftar sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
dan Komisi Yudisial. Namun, semua gagal hingga ia memutuskan untuk mengikuti seleksi calon pimpinan KPK.

Selama uji kepatutan dan kelayakan, Abraham adalah calon yang berani berjanji akan mundur tanpa didesak jika satu tahun kepemimpinannya tidak membuahkan hasil. Sebelum terpilih, ia berani mengucapkan kata “gantung” dan “libas” saat uji kelayakan dan kepatutan calon Ketua KPK. Samad hingga kini masih aktif sebagai advokat dan termasuk advokat berlatarbelakang LSM. Ia pun menjabat sebagai Koordinator ACC (Anti Corruption Committee).

Gelar Doktor diraihnya pada tahun 2010. Tesisnya mengambil tema tentang pemberantasan korupsi, yaitu mengupas penanganan kasus korupsi di pengadilan negeri dengan pengadilan khusus.

Seleksi capim KPK 2011 sebenarnya bukanlah hal baru bagi Abraham, karena ia sebelumnya sudah pernah mendaftar sebanyak dua kali. Pada ketiga kalinya inilah Abraham bisa melewati seleksi hingga tingkat akhir.

Yang unik dari seorang Abraham Samad, ialah kisah sebelum ia terpilih menjadi Ketua KPK. Abraham membeli sebuah mobil Toyota Fortuner baru berwarna putih yang tercatat dibelinya pada Agustus 2011. Ia sengaja membelinya agar jika kelak terpilih menjadi Ketua KPK, dirinya tak dikait-kaitkan soal mobil barunya tersebut dengan kepemimpinannya di KPK.

Bersama dengan 10 calon yang kemudian menjadi 8 calon yang lain, Abraham Samad mengikuti tes uji kelayakan dan kepatutan oleh DPR yang diselenggarakan pada 21 November 2011.

Menurut istrinya, Samad adalah tipe orang yang sangat sederhana. Bahkan dulu ia dan suami harus berpindah-pindah menghuni rumah kontrakan sebelum menempati rumah warisan dari orang tuanya yang seorang Bupati Mamuju tahun 1989-1994.

Pada tanggal 3 Desember 2011 melalui voting pemilihan Ketua KPK oleh 56 orang dari unsur pimpinan dan anggota Komisi III asal sembilan fraksi DPR, Abraham mengalahkan Bambang Widjojanto dan Adnan Pandu Praja. Abraham memperoleh 43 suara, Busyro Muqoddas 5 suara, Bambang Widjojanto 4 suara, Zulkarnain 4 suara, sedangkan Adnan 1 suara. Ia dan jajaran pimpinan KPK yang baru saja terpilih, resmi dilantik di Istana Negara oleh Presiden SBY pada tanggal 16 Desember 2011.

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad rencananya akan maju menjadi calon wakil presiden (cawapres). Samad juga mengklaim tidak ada penolakan dari pimpinan KPK lainnya terkait hal tersebut. Namun, Para penggiat antikorupsi di Maluku Utara (Malut) mengimbau kepada Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad, untuk menolak tawaran menjadi calon wakil presiden (cawapres) pada pemilu presiden 9 Juli 2014.

Kalau Abraham Samad meninggalkan KPK, menurut Muhammad Saiful, konsentrasi KPK dalam mengusut berbagai kasus korupsi, terutama kasus korupsi besar pasti akan terganggu, walaupun masih ada empat pimpinan KPK yang lain.
“...Beliau sangat tegar membela yang tertindas. Insya Allah tidak berubah sampai sekarang,”
Sumber, sugito78.wordpress.com
              merdeka.com
              biografi-orang-sukses-dunia.blogspot.com 
              id.wikipedia.org
              republika.co.id
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments
jalan menuju keberhasilan
Top